Dalam lamunan sisa-sisa subuh Kicauan burung masih terdengar merdu Diiringi arakan awan yang disapu Namun taka lama langit semesta mendung Pagi terasa merana, siang malam menjelma kesunyian Corona; yang datang meskipun tanpa dipersilahkan Corona; datang bak tentara yang melakukan operasi senyap Menyabar melampaui batas benua dan jabatan Italia merabak di kota mode dunia Korea menyebar dari tempat peribadatan Serta Indonesia diawali di pusat hiburan Corona; dalam perang operasi senyapmu Kau menembaki ribuan jiwa dengan peluru kecemasan Padahal kami hanyalah orang biasa Yang percaya bahwa perang hanyalah untuk para perwira Seluruh semesta menunduk; Bom, meriam, tipu daya, pun taktik perang Bukan lagi kebanggaan ataupun prestasi segala bangsa Tapi.... Bersama dengan corona Kita sadar bahwa pahlawan sebenarnya adalah mereka Para petani, nelayan, peternak, pedagang asongan, buruh Yang tetap berdiri di garda terdepan berjibaku dengan pekerjaan Bagi mereka nyawa adalah urusan Tuhan Sedang alasannya tidak lain adalah agar yang ditinggal di rumah Tetap makan gulai, ikan, minum susu Mengunyah nasi, menikmati roti gandum yang gurih.
Lomba Cipta Karya Puisi Nasional – Kategori Umum
Sumber gambar: https://tirto.id/nasib-buram-petani-dan-peternak-di-tengah-pandemi-covid-19-eNpo
No responses yet