Oleh :Imro’atun Hasanah

Dalam lamunan sisa-sisa subuh
Kicauan burung masih terdengar merdu
Diiringi arakan awan yang disapu
Namun taka lama langit semesta mendung
Pagi terasa merana, siang malam menjelma kesunyian
Corona; yang datang meskipun tanpa dipersilahkan
Corona; datang bak tentara yang melakukan operasi senyap
Menyabar melampaui batas benua dan jabatan
            Italia merabak di kota mode dunia
            Korea menyebar dari tempat peribadatan
            Serta Indonesia diawali di pusat hiburan
Corona; dalam perang operasi senyapmu
Kau menembaki ribuan jiwa dengan peluru kecemasan
Padahal kami hanyalah orang biasa
Yang percaya bahwa perang hanyalah untuk para perwira
            Seluruh semesta menunduk;
            Bom, meriam, tipu daya, pun taktik perang
            Bukan lagi kebanggaan ataupun prestasi segala bangsa
Tapi.... Bersama dengan corona
Kita sadar bahwa pahlawan sebenarnya adalah mereka
Para petani, nelayan, peternak, pedagang asongan, buruh
Yang tetap berdiri di garda terdepan berjibaku dengan pekerjaan
Bagi mereka nyawa adalah urusan Tuhan
Sedang alasannya tidak lain adalah agar yang ditinggal di rumah
Tetap makan gulai, ikan, minum susu
Mengunyah nasi, menikmati roti gandum yang gurih.

Lomba Cipta Karya Puisi Nasional – Kategori Umum

Sumber gambar: https://tirto.id/nasib-buram-petani-dan-peternak-di-tengah-pandemi-covid-19-eNpo

Categories:

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *